Pagi itu minggu 15 maret 2020, pemberitaan pandemi covid-19 menjadi topik utama di semua media, televisi, sosial media, dan koran. Tidak ketinggalan disudut-sudut cafe, jalanan, pasar dan arisan ibu-ibu komplek membingcangkan pidato presiden yang memberlakukan status pandemi di Indonesia. Hari minggu yang biasanya diisi dengan liputan wisata, kuliner dan kegiatan laninya berubah menjadi seperti senin saja. Semua instansi pemerintah maupun swasta bekerja merumuskan kebijakaan pada instansinya meyesuaikan kebijakan pemerintah pusat. Praktis semua sektor termasuk sektor pendidikan menghentikan kegiatan rutinnya yang biasa di lakukan dengan tatap muka menjadi daring (online). Keesokan harinya senin 16 maret 2020 suasana berubah seperti minggu yang hampa, perhatian dipusatkan pada tayangan berita perkembangan situasi pandemi. Universitas Wiralodra yang biasanya ramai dengan kegiatan kampus kini menjadi seperti museum yang sepi pengunjung.
Surat Edaran Rektor Nomor : 001/SE/R.UW/III/2020 tentang Pencegahan Penyebaran Virus Corona di Universitas Wiralodra, yang merujuk pada Surat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 36962/ MPK.A/HK/2020 perihal : Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disese (COVID –19) memaksa kampus lockdown. Kegiatanpun beralih menjadi sinyal-sinyal telepon yang divisualisasikan kedalam pesan elektronik, awalnya canggung berkoordinasi dengan menggunakan layanan vidio online, menjadi salah tingkah saat didepan kamera telepon, senyumpun malu. Canggung memang tapi ini harus dilakukan karena work from home (WFH).
Kini dua bulan sudah terlewati, rindu ini semakin menebal. rindu pada aktifitas, pada suasana, pada riuhnya diskusi mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan. Hanya kenangan dengan sesaat menelusuri jejak digital, postingan admin sosmed kampus dan kanal-kanal youtube yang menayangkan Universitas Wiralodra. Bermodal tanda pagar (#) klik..dan muncul ratusan status, vidio, gambar, dan cuitan iseng aktifis mahasiswa. Yah, kita hanya bisa berdoa mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir dan situasi kembali normal agar kita dapat mengobati luka rindu ini. Sesungguhnya rindu ini tidak berat, yang berat itu membaca info kalau kamu masuk daftar PDP.